Tuberkulosis paru atau TB Paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan M. tuberculosis, yang sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat mengenai organ lainnya. Sumber penularan penyakit adalah penderita TB Paru positif, pada waktu batuk atau bersin, bakteri menyebar ke udara lewat percikan sputum (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan gelap dan lembab.

Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi beban masalah kesehatan di Indonesia hingga saat ini. Di saat yang bersamaan Indonesia juga menghadapi wabah corona virus (Covid-19) dan harus lebih diwaspadai oleh pasien TBC. Kedua penyakit ini adalah pandemi pernapasan yang menular melalui droplet (percikan), menyerang rentang usia yang luas seperti di antaranya orang lanjut usia dan orang yang memiliki kondisi kesehatan khusus seperti mereka yang memiliki gangguan kronis pada paru, bahkan pada anak-anak. Beberapa gejala TBC seperti batuk, demam, dan merasa lemas juga dialami pasien COVID-19.

Untuk pasien TBC yang dalam masa pengobatan, ia menekankan harus minum obat teratur dan tetap menjaga daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, peran komunitas sangatlah penting dalam skema pengobatan TBC, terutama bagi pasien TBC resistan obat (TBC RO).

Modalitas penularan TBC dan Covid-19 ini berdekatan atau mirip. Berbagai sumber daya yang sudah ada di manajemen pelayanan TBC bisa dimanfaatkan untuk penanganan COVID-19. Juga sebaliknya, untuk jangka panjang ke depannya, investasi pada berbagai sumber daya penanganan COVID-19 saat ini, sangat memungkinkan bisa digunakan untuk mendukung pelayanan TBC. Pengobatan pasien TBC harus tetap berjalan dengan teratur sampai sembuh meski dengan munculnya Covid-19.

Sinergis dalam melakukan promosi dan pencegahan penyakit sangat penting. Pesan etika batuk dan Germas yang ada bisa dimanfaatkan oleh mitra-mitra implementasi di lapangan. Setiap tahun 100 juta penduduk dunia jatuh sakit akibat Mycobacterium Tuberculosis dan 845.000 diantaranya berada di Indonesia, negara dengan beban TBC tertinggi ketiga setelah India dan Tiongkok. Menyadari besarnya permasalahan TBC di Indonesia, apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap orang yang berkontribusi agar pelayanan TBC tetap berjalan dalam kondisi saat ini.

Sumber: Radio 102,7 MQ FM Bandung, Inspirasi Pagi, 09.00 WIB