Tanggal 10 Oktober ditetapkan sebagai hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day. Kesehatan mental harus dijaga dengan baik agar kondisi emosi manusia stabil dan tidak mudah mengalami depresi. Dalam situasi krisis kesehatan saat ini yang berpengaruh pada banyak sektor kehidupan terutama ekonomi membuat pembahasan terkait kesehatan mental menjadi perbincangan menarik. Kondisi krisis kesehatan tersebut disebabkan oleh pandemi virus corona yang tengah melanda dunia. Masa pandemi corona ini mampu merubah aktivitas dalam kehidupan masyarakat jauh berbeda dari sebelumnya. Perubahan aktivitas yang jauh berbeda tersebut membuat masyarakat dunia perlu menyesuaikan diri.

Kondisi yang terkadang mempengaruhi situasi psikologis itulah yang bisa berdampak pada kesehatan mental manusia. Sumber utama kesehatan mental adalah bagaimana cara dan sikap seseorang dalam menghadapi persoalan hidup yang ia hadapi. Pemahaman tentang sehat atau tidaknya mental seseorang sangat tergantung pada bagaimana sikap seseorang tersebut dalam menghadapi problema kehidupan yang mereka alami. Jika seseorang dapat berpikir positif terhadap problema yang mereka hadapi maka kesehatan mental akan mereka dapatkan.

Sahabat MQ, ketenangan hidup, ketentraman jiwa dan kebahagiaan batin tidak banyak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut. Pada masa pandemi saat ini masyarakat harus tetap menjaga kesehatan mental dengan terus berpikir positif dalam menghadapi problema yang ada, agar ketentraman hati dapat terwujud dan menciptakan kebahagiaan yang berkelanjutan. Sebab kebahagiaan akan terwujud jika seseorang mampu mengarahkan hati dan pikirannya kepada arah yang positif, tidak berpikir buruk kepada rintangan dan masalah yang sedang dilalui, karena pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan, sesuai dengan firman Allah swt. dalam Al-Qur’an surah Al-Insyirah ayat 5-6:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Terjemah: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah: 5-6).