Sahabat mq, Semoga Allah  yang Maha Agung yang tahu isi hati kita melindungi kita dari sifat ujub dan takabur, karena ujub dan takabur ini merupakan penyakit yang sangat membinasakan. Ada perumpamaan jika orang berbuat dosa kemudian taubat takut kepada Allah swt, ini lebih baik daripada orang yang taat kemudian jadi sombong, riya, atau mengharapkan agar kita dihargai. Kesombongan itu sangat dibenci oleh Allah swt, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Artinya :

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya الله itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

Tragedi di usirnya syetan daari surga oleh Allah swt

Sombong atau ujub adalah sifat syetan, dan keran kesombongannyalah syetan dikeluarkan dari surga dan akan Allah masukan ke dalam neraka, padahal sebelumnya syetan itu adalah salah satu makhluk yang taat kepada Allah swt. Namun karena sifat kesombongannya yang pada waktu itu Allah swt menyuruh seluruh mahluknya untuk sujud kepada nabi adam as, setelah setiap mahluk sujud termasuk para malaikatpun ikut sujud, terkecuali dengan golongan iblis. Pada waktu itu iblis merasa bahwa dirinya lebih mulia dari Adam, karena nabi adam diciptakan dari tanah, sedangkan iblis diciptakan dari api. Dengan sifat ujubnya itu yang mengakibatkan iblis tidak taat kepada Allah swt yang menyuruhnya untuk sujud ke nabi adam. Hal itu Allah abadikan dalam firmannya yakni dalam qur’an surat Al-A’raaf: 11-18

وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الأرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَز وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ. قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ. قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ. قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ. قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ. قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ. ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ. قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ أَجْمَعِينَ

Artinya :

  1. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud. 12. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Menjawab Iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah”. 13. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina”. 14. Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. 15. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh.” 16. Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). 18. Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” (QS. Al-A’raaf: 11-18)

Nasihat dan perkataan Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rahimahullah

Sifat ujub terkadang suka muncul pada diri kita, entah itu disenghaja, atau hanya perasaan saja, yang jelas sadar tidak sadar hal itu tiba-tiba suka ada dalam hati kita. Maka dari itu ada nasihat dan perkataan Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rahimahullah:

” Jika Allah swt mudahkan bagimu mengerjakan salat malam, maka janganlah memandang rendah orang-orang yang tidur.”

” Jika   Allah  mudahkan bagimu melaksanakan puasa, maka janganlah memandang orang-orang yang tidak berpuasa dengan tatapan menghinakan.”

” Jika Allah memudahkan bagimu pintu untuk berjihad, maka janganlah memandang orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan.”

” Jika Allah mudahkan pintu rezeki bagimu, maka janganlah memandang orang-orang yang berutang dan kurang rezekinya dengan pandangan yang mengejek dan mencela.  Karena itu adalah titipan Allah yang kelak  akan dipertanggung jawabkan.”

” Jika Allah mudahkan pemahaman agama bagimu, janganlah meremehkan orang lain yang belum paham agama dengan pandangan hina.”

” Jika Allah mudahkan ilmu bagimu, janganlah sombong dan bangga diri karenanya. Sebab Allah lah yang memberimu pemahaman itu.”

“Dan boleh jadi orang yang tidak mengerjakan qiyamul lail, puasa (sunah),

tidak berjihad, dan semisalnya lebih dekat kepada الله darimu.”

“Sungguh engkau terlelap tidur semalaman dan pagi harinya menyesal… lebih baik bagimu daripada qiyamul lail semalaman namun pagi harinya engkau “merasa” takjub dan bangga dengan amalmu. Sebab tidak layak orang merasa bangga dengan amalnya, karena sesungguhnya ia tidak tahu amal yang mana yang الله akan terima.”

Semoga hati ini dijauhkan dari sifat sombong, ujub, riya, takabur yang bisa menyebabkan amal kita hilang.