Sahabat mq, perkara yang paling dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang hayat dalam menjalani kehidupan dunia ini adalah rezeki. Namun demikian,  ada sebagian dari  manusia yang terjebak dengan  pemikiran, bahwa rezeki Allah  hanya  berupa materi atau uang. menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata rezeki memiliki makna, segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan yang diberikan oleh tuhan berupa makanan, atau disebut dengan nafkah. tercantum dalam quran surat al baqarah ayat 22 yang artinya, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan langit sebagai atap dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan, sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi allah, padahal kamu mengetahui.

Ibn al-jauzi berkata, bahwa di dalam alquran, rezeki itu mencakup sepuluh hal

Ibn al-jauzi berkata, bahwa di dalam alquran, rezeki itu mencakup sepuluh hal, pertama adalah pemberian manusia yang beriman akan menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadanya,  seperti tercantum dalam qs al-baqarah ayat 3. Rezeki yang kedua bermakna, makanan. makna rezeki yang ketiga berupa makan siang dan makan malam, tercantum dalam qs maryam ayat  62. makna rezeki yang  keempat adalah hujan. Kemudian yang kelima adalah nafkah, atau pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Keenam, adalah buah-buahan. dan pengertian rezeki yang ketujuh, adalah pahala. makna rezeki yang  kedelapan, berarti surga. kesembilan adalah rezeki berupa tanaman, dan binatang ternak. dan makna rezeki di dalam al-quran yang kesepuluh adalah rasa syukur kepada Allah.

Jika ditelisik lebih dalam, mungkin kaitan masalah rezeki di dalam alquran akan melebihi dari sepuluh hal. namun dari hal ini, kita dapat memahami dengan jelas, bahwa hanya Allah lah sebaik-baik pemberi rezeki.

Makna rezeki atau “ar-rizqu” menurut al-manzhur rahimahullah dalam kitabnya lisan al ‘arab terdiri dari dua macam

sahabat mq, rezeki atau “ar-rizqu” menurut al-manzhur rahimahullah dalam kitabnya lisan al ‘arab, terdiri dari dua macam, pertama yang bersifat zhahirah atau tampak terlihat, semisal bahan makanan pokok, pakaian, rumah,harta kekayaan. dan yang kedua yang bersifat batiniyah, yaitu hal yang berhhubungan dengan hati, jiwa, ataupun, berbentuk pengetahuan, dan ilmu-ilmu. Dari gambaran yang disampaikan ibnu al manzhur, maka kita dapat mengetahui bahwa hakikat rizki tidak hanya berwujud harta, atau materi saja. seperti asumsi kebanyakan orang, namun ia bersifat lebih luas dari itu, semua kebaikan dan maslahat yang dinikmati seorang hamba, terhitung sebagai rezeki dari allah swt.

Bagaimana Cara allah menurunkan rezeki ?

Sahabat mq, menurut sebuah hadist, rezeki juga bermakna  segala sesuatu yang bermanfaat,  yang  Allah halalkan untukmu, entah berupa pakaian makanan sampai pada istri, itu semua termasuk rezeki begitu pula anak laki-laki,  atau anak perempuan, termasuk rezeki. termasuk pula dalam hal ini adalah kesehatan, pendengaran, dan penglihatan, Dan sedekahlah adalah cara yang baik untuk mensyukurinya, sesungguhnya tidak akan berkurang harta yang disedekahkan kecuali bertambah dan bertambah.” (hr tirmidzi).

Sahabat mq, karena dimensi,cakupan, dan sisi rezeki yang begitu luas, jelas tidak mungkin ada sosok manusia, yang mampu mengurus masalah rezeki ini. Hanya Allah yang dapat mengatur dan karena itu allah swt yang maha kaya menjamin rezeki, dari setiap makhluk yang diciptakan-nya.

Namun ,hal tersebut tidak membenarkan umat islam untuk berpangku tangan ataupun berleha-leha, sebab Rasulullah saw dan para sahabat bukanlah sosok manusia yang menyandarkan rezekinya dengan cara pasif, namun mereka mencontohkan makna kerja keras dan kesungguhan, tentu dengan cara yang Allah ridhoi. Rasulullah saw bersabda, berusaha keraslah, untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah, dan jangan bersikap lemah, hadits riwayat muslim.

Sahabat mq, bagaimana caranya allah menurunkan rezeki kepada hamba-hambanya di muka bumi ini?,  al-quran pun mampu menjawab pertanyaan ini. Dijelaskan dalam quran surat an-najm ayat 6 yang artinya, tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakan.

Rezeki pun dapat diraih manusia dengan banyak jalan, diantara dengan banyak bersyukur, memperbanyak istighfar, bershadaqoh, menikah dan memiiliki anak. Maka Allah swt pun akan memberikan rezeki yang berlimpah dan dari jalan yang tidak terduga.

Sahabat mq, setiap muslim berhak untuk hidup layak, aman, damai, dan bahagia. menurut al-qur’an, hidup layak merupakan hak, sekaligus kewajiban  mendasar dan utama, dalam islam, sehingga ajaran al-qur’an dan hadits mendorong manusia untuk mencari rezeki yang halal dan thayyib. Rasulullah saw telahbersabda, wahai manusia bertaqwalah kamu kepada allah, pakailah cara baik untuk mencari rezeki. Rasulullah juga menegaskan, serta mengingatkan kepada manusia agar berhati-hati dalam mencari harta, dan menganjurkan mereka untuk selektif  dalam memperolehnya, sehingga harta yang menjadi hak miliknya benar-benar halal, sebagaiman yang telah disabdakan, dari abu huraerah, Rasulllah saw bersabda, pasti akan datang pada manusia suatu azaman dimana seseorang tidak peduli lagi dari mana hartanya diperoleh, apakah dari yang halal atau dari yang haram” (h.r. bukhari dan abu ya’la).

Maka dari itu sahabat mq, marilah kita perluas makna rezeki yang ada , dengan mensyukuri seluruh nikmat yang kita miliki saat ini, nikmat sehat, iman, islam , nikmat keluarga ataupun pekerjaan ataupun aktivitas yang kita miliki saat ini, patutnya kita syukuri dalam-dalam dengan banyak bersyukur, niscaya allah pun akan menambah rezeki yang akan kita dapatkan di muka bumi ini.