Segala puji dan syukur hanya milik Alloh  Subhanhu Wa Ta’ala yang Maha Melihat dan juga yang menggenggam diri kita. Dan juga apa yang Alloh Subhanahu Wa Ta’ala kehendaki pasti akan terjadi dan tidak bisa dicegah siapapun. Dan tidak ada yang bisa terjadi tanpa izin Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, walaupun diinginkan siapapun.

Sahabat mq, perjalanan hidup setiap manusia senantiasa dihiasi oleh keadaan manis dan pahit. Padahal, belum tentu seperti yang dibayangkan. Pahit dan manis, susah dan senangnya hidup itu memiliki persamaan, yaitu sama-sama ciptaan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dan sama-sama bisa menjadi berharga bagi kita.

Keburukan, kesempitan, ketidak bahagiaan yang terjadi pada diri kita adalah diundang oleh diri kita sendiri

Saat berbuat maksiat, sikap terbaik adalah segera mengerem diri, segera berhenti, istighfar lalu berpaling meninggalkannya. Satu langkah kita meninggalkan kemaksiatan, maka seribu langkah pertolongan Alloh SWT menghampiri kita. Satu langkah kita berjalan di jalan taubat, seribu langkah ampunan Alloh SWT datang kepada kita.

Tidak ada manfaat sedikitpun dari maksiat yang kita lakukan, yang ada hanyalah dosa dan penyesalan. Semoga kita termasuk orang-orang yang jauh dari maksiat dan istiqomah dalam taubat. Aamiin yaa Robbal’aalamin.

Jadi saudaraku, apabila sedang dilanda kepahitan hidup, kita jangan berburuk sangka terhadap Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Begitu pula ketika sedang diberi kesenangan, kita pun jangan lupa daratan. Teruslah mengingat bahwa Alloh Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha menciptakan dan Maha menguasai seluruh ciptaan sehingga kesusahan dan kesenangan itu bisa membawa kebaikan dalam hidup yang singkat ini.

Manusia hanya diberika masuk angin saja sangat tidak nyaman, karena sungguh manusia itu sangatlah lemah. Diberikan angin saja sudah nelangsa, dan dikeluarkan terus menerus juga nelangsa. Jadi sungguh manusia itu lemah dan tak berdaya tanpa-Nya, maka agar senantiasa kita Allah kuatkan dan Allah berikan kemampuan, hendaklah kita senantiasa berdo’a dan memohon perlindungan dan kekuatannya.

Apapun ikhtiar kita, tetap sandarkan hati kita bahwa yang memberikan solusi terbaik adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sahabat mq, jikapun kita diberi ujian berupa sakit, mungkin secara syariat kita berobat untuk bisa sembuh, namun tetap iktiar apapun yang kita lakukan termasuk berobat, kita harus yakin bahwa yang menyembuhkan itu adalah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Jadi jangan sampai kita lebih sibuk dengan obat, tapi lupa kepada Alloh  Subhanahu Wa Ta’ala yang menguasai kesembuhan. Dan jangan sibuk dengan dokter, lupa dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala yang menguasai kesembuhan. Obatnya sama, dokternya sama, perawatannya sama, hasilnya pasti berbeda-beda. Karena yang menentukan hasil hanyalah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala

Manusia itu lemah, manusia tidak ada yang kuat, tidak ada yang perkasa, karena yang menguatkan manusia hanyalah dengan izin Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Yang paling terpenting dalam sakit adalah menjadi sarana untuk senantiasa menambah keyakinan atas kekuasaan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, sarana untuk  mengingat dosa dosa kita sehingga kita bisa bertobat, dan tekad untuk bisa menjadi lebih baik dengan tobat.

Jadi jangan takut dengan sakit, takutlah sakit tidak bisa menjadi penambah keyakinan kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, tidak menjadi sarana untuk bisa bertobat, dan tidak bisa merubah kita menjadi lebih baik. Jadi apapun itu baik keburukan maupun kebaikan yang Allah timpakan kepada kita, janganlah sesekalai berburu sangka kepada Allah swt, tetap berkhusnudzon, karena sesungguhnya Allah maha tahu tentang kita, dan kita tidak tahu.