Setiap orang  pernah melakukan salah sebelum menemukan kebenaran, namun orang salah tidak mustahil bisa menjadi orang yang baik dan benar. Pintu hidayah selalu terbuka bagi setiap orang yang Allah kehendaki.  Perjalanan kesalahan terkadang lebih mampu membuat banyak orang tersadar, hingga akhirnya bisa mengambil pelajaran.

Jangan pernah berputus asa atas rahmat Allah

Kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu bukan berarti kita akan menjadi orang jahat selamanya, kesempatan menjadi orang baik selalu terbuka bagi hambanya  yang punya harapan untuk brtaubat, punya niat memperbaiki diri maka ampunan dan rahmat Allah selalu terbuka bagi hambanya yang bertaubat. Sebagimana firman Allah swt :

ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

“Alloh cinta kepada orang-orang yang sering bertaubat dan bersuci.” (QS. Al Baqarah: 222)

وَإِنِّى لَغَفَّارٌۭ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًۭا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal sholih, kemudian tetap di jalan yang benar..” (QS. Ath Thahaa: 82)

Ketika hidayah Allah menghampiri

Maka dari itu ketika hidayah Allah menghampiri kita, maka segeralah sambut hidayah tersebut dengan segera bertaubat dan memohon amun kepada Allah swt, bertaubatlah dengan sebenar-benarnya bertaubat, sesali atas dosa-dosa yang telah diperbuat dimasa lalu, dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi serta menggantinya dengan amal baik dan menjalankan seluruh perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sesungguhnya Allah swt adalah zat yang maha pengampun lagi maha penyayang serta sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang berdosa lalu segera bertaubat kepada-Nya.

Memutuskan berhijrah

Memutuskan untuk berhijrah tak semudah membalikan tangan, perlu kesungguhan dan keistiqomahan, serta lingkungan yang mendukung untuk meraih hidayah Allah. Banyak orang yang telah berhijrah, namun kembali lagi kedalam kesalahan karena tidak bisa istiqomah dalam hijrahnya. Orang bilang, menjaga cinta lebih banyak tantangannya dibanding ketika baru memulai, kiranya bukan hanya cinta, segala aspek dalam kehidupan juga sering dihadapkan pada peliknya menjaga hal yang sudah ada. Begitupun dengan berhijrah, karena istiqomah dalam proses jalan hijrah lebih sulit dibanding dengan ketika awal-awal memutuskan berhijrah.

Godaan dan tangtangan berhijrah

Sejatinya mengerjakan suatu kebaikan selalu dihadapkan dengan godaan dan tangtangan, karena jelas setan tidak akan pernah ridho ketika melihat manusia berada dalam jalan Allah, karena syetan telah berjanji kepada Allah swt untuk menggoda manusia agar kufur kepada Allah dan menjadi temannya kelak di neraka. Godaan dan tangtangan berhijrah sangatlah berat, karena ketika manusia memutuskan untuk berhijrah kepada jalan yang lurus (jalan Allah swt) maka disana syetan akan merasakan kesakitan yang amat, karena telah kehilangan pengikutnya yang kembali kepada jalan Allah. Maka dari itu syetan akan terus menggodanya kembali agar senantiasa gagal dalam proses berhijrahnya.

Godaan demi godaan terus menerus bermunculan, baik itu dari keluarg, dari sahabat sahabat yang belum hijrah, dari rekan kerja, peraturan kantor yang tidak mendukung, bahkan dari diri sendiri yang terus beranggapan bahwa dirinya belum pantas melakukan hal kebaikan, karena merasa kotor setelah sekian lama berada dalam kegelapan. Tantangan tersebut akan terus menggoncang keyakinan orang berhijrah, namun ketika orang tersebut berhasil melewatinya maka orang tersebut adalah orang yang Allah naungi kasih sayang, serta Allah limpahi keberkahan dalam hidupnya. Karena Allah tidak akan melihat keburukan seseorang di masa lalu, yang Allah lihat adalah bagaimana  seseorang di masa sekarang.

Menjaga keistiqomahan beribadah

Menjaga kebiasaan shalat dan bangun tidur tepat waktu, menjaga agar rumah selalu bisa terasa bersih dan nyaman  nyatanya semua membutuhkan usaha lebih ketika dihadapkan pada kata penjagaan. Tidak semua orang dapat berhasil menempuh jalan hijrahnya, diperlukan niat yang lurus ketika berhijrah, pribadi yang sungguh-sungguh dalam berhijrah, serta lingkungan yang mendukung, Sehingga ketika dihadapkan dengan situasi yang membuat goyah jalan hijrah kita, senantiasa akan ada yang mengingatkan dan meluruskan kembali jalan hijrahnya.

Hijrah menjadi orang yang lebih baik perlu pengorbanan, karena disanalah ujain keimanan dan kelurusan niat diuji, bagi orang yang benar-benar berhijrah maka seberapa besarpun rintangannya maka tidak akan tergoyah sedikitpun, bahkan ia akan semakin mantap dengan jalan hijrahnya, namun bagi orang yang setengah-setengah dalam hijrahnya ada niat atau tujuan lain dalam berhijrahnya, maka ia akan mudah tergoncang dan bisa jadi gagal dalam proses hijrahnya. Maka dari itu   hal yang harus diperhatikan ketika memutuskan berhijrah adalah luruskan niat.